Pemasaran jasa penerbangan
Beberapa tahun setelah Perang Dunia II, pengisian tempat duduk (seats) pesawatsemata-mata berhubungan dengan proses penjualan. Tingkat pertumbuhan penumpang sangat tinggi. Maskapai penerbangan dituntut untuk memfokuskan kegiatan perusahaannya untuk“menjual” seats yang tersedia. Namun, dengan diperkenalkannya pesawat jet pada tahun 1960-an, penawaran (available seats) terpenuhi, malahan melebihi permintaan (revenue passengers).
Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan terhadap jasa penerbangan (supply > demand), sehingga konsep penjualan yang sempit dirasakan sudah tidak cocok lagi untuk digunakan, dan dimulailah era penekanan pada konsep pemasaran yang lebih luas. Secara fungsional, pemasaran merupakan analisis permintaan, riset, pengembangan, pengawasan, dan perencanaan.
Pemasaran menentukan kebutuhan penumpang, penjualan tiket, penanganan penumpang, dan pemberian respon terhadap umpan balik. Pemasaran berkaitan dengan reliabilitas, penjadwalan, frekuensi, peralatan, loyalitas, sikap pelanggan, dan kualitas layanan.
Sumber Berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar